Selasa, 26 Mei 2015

Nano Gluta 800000 mg

Nano Gluta 800000 mg produk mencerahkan kulit
Manfaat :
Untuk mencerahkan kulit dan wajah V shape
Perawatan kulit suplemen premium
Diimpor dari negara Amerika Serikat  sertifikat Thailand FDA Approved
Dengan campuran terkonsentrasi GLUTATIONE L
Membantu meningkatkan kulit warna putih
Membuat wajah menjadi V shape
Mengurangi melasma
Mengencangkan pori-pori Untuk hasil yang cepat konsumsi 2 kapsul sehari

Kandungan :
L-Glutathinone 800000 mg.
Collagen 200000 mg.
Vitamin C 30000 mg.
Coenzyme Q10 1200 mg.
Bioflavonoi 1200 mg.
Pine Bark Extract 500 mg.
Hyaluronic Acid 2000 mg.
Grape Seed Extract 600 mg.
Koji Berry 1200 mg.
Acerora Cherry 600 mg.
Green Coffee Berry 600 mg.
Mix Berry Extract 600mg.
Raspberry Extract 600mg

Pemakaian : 1- 2x Sehari
30 menit Setelah Sarapan & 30 menit setelah makan malam :)
untuk hasil yang maksimal disarankan jangan minum apapun kecuali air putih

Isi : 30 Softgels

Nano Gluta 1500000 mg

Nano Gluta 1500000 mg produk mencerahkan kulit
Manfaat :
Untuk mencerahkan kulit dan wajah V shape
Perawatan kulit suplemen premium
Diimpor dari negara Amerika Serikat  sertifikat Thailand FDA Approved
Dengan campuran terkonsentrasi GLUTATIONE L
Membantu meningkatkan kulit warna putih
Membuat wajah menjadi V shape
Mengurangi melasma
Mengencangkan pori-pori Untuk hasil yang cepat konsumsi 2 kapsul sehari

isi 30 caps + free 10 caps
.
Cara makan 1-2 tablet dengan air hangat sebelum tidur.

Komposisi:
L-glutathione : memutihkan dan mencerahkan kulit kamu

Collagen : mengencangkan kulit, anti penuaan dini, kulit cantik tanpa keriput

Vitamin C : menyerap gluta lebih cepat sehingga makin cepet perubahan kulit kamu menjadi putih

Rose hip extract, berry extract, mix berry extract, grape seed extract, untuk menghaluskan kulit, melembutkan kulit, merawat kulit tetap putih, merona, bersinar, ga kusam.
Berry extract ini semua juga membantu mengurangi bekas, mata panda, warna kulit ga rata, dan banyak lagi fungsinya

Nano Gluta Plus+ 900000 mg

Nano Gluta Plus+ 900000 mg
Untuk mencerahkan kulit dan wajah V shape
Perawatan kulit suplemen premium
Diimpor dari negara Amerika Serikat.
Dengan campuran terkonsentrasi GLUTATIONE L
Membantu meningkatkan kulit warna putih
Membuat wajah menjadi V shape
Mengurangi melasma
Mengencangkan pori-pori Untuk hasil yang cepat konsumsi 2 kapsul sehari

isi 30 caps + free 10 caps
.
Cara makan 1-2 tablet dengan air hangat sebelum tidur.

Komposisi:
L-glutathione : memutihkan dan mencerahkan kulit kamu

Collagen : mengencangkan kulit, anti penuaan dini, kulit cantik tanpa keriput

Vitamin C : menyerap gluta lebih cepat sehingga makin cepet perubahan kulit kamu menjadi putih

Rose hip extract, berry extract, mix berry extract, grape seed extract, untuk menghaluskan kulit, melembutkan kulit, merawat kulit tetap putih, merona, bersinar, ga kusam.
Berry extract ini semua juga membantu mengurangi bekas, mata panda, warna kulit ga rata, dan banyak lagi fungsinya.

Rodotex Whitening Face and Body Serum

Sudah tau kehebatan Rodotex Botox Nano? Skrg keluar produk dari Rodotex Botox Nano dlm bentuk SERUM !
Produk yg sgt super duper memutihkan & BOOMING SANGAT !

Utk kamu yg putus asa memutihkan kulit / udah coba semua perawatan but not result, patut sangat di rekomendasikan gunakan produk ini

CARA PAKAI :
- Metode I :
langsung pake ke kulit kamu, tuang ke kapas & tepuk2 kan ke kulitmu / pindahkan ke botol semprot ( yg ada semprotan ), semprotkan ke bdn / wajah

- Metode II:
tuangkan 1-2 tetes di tangan, lalu campur dg lotion apa saja lalu ratakan di kulit

Metode III:
-1 botol rodotex serum dicampur dg 250ml lotion (apa saja) nanti tercampur sendiri / dikocok, lalu pakailah lotion seperti biasanya

Komposisinya: aqua, arbutin, vit c, b3, AHA, salicylic, collagen, frutamin extract mineral
Tanpa zat" berbahaya seperti merkuri & HQ, bisa dites kog

Utk kulit kamu yg dasarnya berwarna
- kulit langsat/sawo matang hanya butuh waktu 3-7hari pemakaian (Buktikan)
- kulit berwarna gelap hanya butuh 7-14hari pemakaian (Buktikan)
Gak perlu butuh waktu lama dear utk melihat hasil

Jangan lupa fotoin before after yah kalau pake produk ini, nanti kalian bisa liat & rasakan perubahannya jelas memutihkan sangat. Sumpah gaak boong !

Pokoknya Rodotex Whitening SERUM ini :
- memutihkan & meratakan warna kulit dg lbh cepat
- menghaluskan kulit
- mengencangkan & melembabkan.
- menghilangkan bekas luka, dark spot, gigitan nyamuk, bekas luka, dll
- membuang/detoks racun" dari kulit
- mempercepat regenerasi kulit
- menutrisi dan menyehatkan kulit
- kulit tampak sehat, glowing memancarkan aura

Digunakan boleh siang / malam hari

Boleh banget diigunakan pada area wajah atau single use, di mix dg lotion...

Netto : 60ml
Aroma : segar & wangi apel

Selasa, 05 Mei 2015

dr. Fredi Setyawan pendiri Natasha

Sebelum 1999, nama Fredi Setyawan boleh dibilang nggak bunyi di belantika bisnis jasa perawatan kulit dan kecantikan di Tanah Air. Dokter kelahiran Ponorogo 17 Juli 1963 ini cuma dikenal segelintir orang di Klaten sebagai dokter Puskesmas dengan status pegawai negeri. Atau, paling banter ia dikenal sebagai dokter pribadi Bupati Klaten. Tak ada yang tahu, di sela-sela waktu luangnya, Pak Dokter biasa merawat kulit dan kecantikan istri tercintanya, drg. Tantri Onni Bianti.
Saking bersemangatnya merawat kulit dan wajah sang istri, Fredi merasa perlu mempelajari teknik perawatan wajah. Bahkan, ia tak segan terbang ke Singapura untuk belajar di London Research Centre. Ia pun rajin mengikuti berbagai seminar kecantikan tingkat internasional. Kenyang menimba ilmu perawatan kecantikan di berbagai tempat, ditambah pula dengan praktik langsung merawat kulit dan wajah istrinya, ia lantas memberanikan diri membuat krim untuk keperluan itu. ?Daripada membeli krim di pasar yang belum tentu cocok untuk kulit dan iklim kita, lebih baik bikin sendiri,? ungkapnya. Ternyata, krim buatannya itu amat cocok buat kulit dan wajah tropis istrinya.
Merasa puas dengan krim sang suami, tanpa diminta Tantri lantas menceritakan keampuhan krim itu kepada kawan-kawannya yang notabene istri-istri pejabat daerah Klaten. Dari situlah produk ini mendapatkan konsumen pertama. Jalannya memang sederhana: para istri pejabat itu meminta Fredi membuatkan krim perawatan kulit dan wajah seperti yang ia buat untuk istrinya. Usaha ini kemudian diperluas Fredi dengan memproduksi krim perawatan lebih banyak dan memasarkannya langsung lewat beberapa keluarga. Ia memberinya merek Natasha, diambil dari nama anak keduanya.
Melihat Natasha diterima pasar, Fredi kemudian banting setir menjadi pengusaha jasa perawatan kecantikan beneran pada 1999. Ia mendirikan klinik perawatan wajah di Jl. Ponorogo, di rumah kakaknya Eliana. Klinik itu juga diberi nama Natasha ?-lengkapnya Natasha Skin Care. Alasannya? ?Nama ini kok kedengarannya enak, maka saya pakai aja sebagai merek,? ia menerangkan. Untuk mewujudkan bisnisnya itu, Fredi berani menanggalkan statusnya sebagai pegawai negeri. Ia bahkan berhenti menjadi dokter pribadi Bupati Klaten, meskipun Pak Bupati mengizinkannya bekerja rangkap.
Langkah berani Fredi rupanya berbuah manis. Nama Natasha Skin Care, yang sejak awal membidik kalangan ibu rumah tangga kelas menengah-atas, cepat meroket. Namun, dalam perkembangannya, tak sedikit kalangan mahasiswi yang ikut menjadi pasiennya. Bahkan, kaum Adam pun tak segan menggunakan jasa Natasha untuk merawat kulit dan wajah mereka. Di tempat ini ada ruang khusus untuk pasien pria. Menurut Fredi, ada dua paket yang ditawarkan Natasha: standar dan gold. Paket standar lebih banyak diarahkan untuk kelas menengah. Mereka di-charge Rp 150?200 ribu. Sementara itu, paket gold membidik segmen yang lebih atas lagi dengan tarif mencapai Rp 400 ribu. Dengan uang sejumlah itu, selain mendapat perawatan wajah langsung, pasien juga mendapat krim untuk perawatan selama sebulan. Krim perawatan kecantikan tersebut terdiri dari skin toner, krim pagi, sun block dan krim malam. ?Sebelum dirawat, pasien diperiksa dan difoto. Untuk apa difoto? ?Foto itu penting buat dokumentasi. Nantinya setelah perawatan, foto itu akan dijadikan alat pembanding guna melihat hasil perawatan Natasha,? jawab Fredi.
Tentu saja buat masyarakat Yogya, Madiun dan kota-kota kecil lainnya, uang Rp 200?400 ribu untuk perawatan kulit dan kecantikan termasuk mahal. Toh, bagi mereka yang peduli terhadap kecantikan, tarif segitu tidaklah seberapa. ?Dibanding hasil yang diperoleh, uang sebesar itu tidak ada artinya,? kata Novia Kolopaking, artis yang sudah lama menjadi pelanggan Natasha. Artis dan pemain sinetron Keluarga Cemara ini mengaku memiliki problem berkaitan dengan kulit wajahnya yang berminyak. ?Karena berminyak, banyak jerawat muncul di wajahku. Daripada main obat sembarangan, saya percayakan saja pada ahlinya,? kata ibu tiga anak ini. Hasilnya? ?Setelah menjalami pengobatan selama lima bulan, sekarang sudah tidak ada lagi jerawat yang bercokol di pipi. Kulit wajah menjadi lebih kenyal,? jawab kelahiran 9 November 1972 itu.
Kehebatan Natasha ini diakui Budi Suprapto, pakar manajemen pemasaran dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Menurutnya, pusat perawatan kulit dan kecantikan ini telah menerapkan customize marketing, yakni setiap pelanggan (pasien) mendapatkan perlakuan dan pelayanan spesial. Setidak-tidaknya, ia menambahkan, pasien berhak mengetahui proses perawatan yang dijalankannya dan hasil yang bakal mereka dapatkan. ?Natasha tampaknya sudah mempraktikkan sistem transparansi. Pasien tidak ditempatkan sebagai barang mati yang hanya tahu hasilnya dan tanpa mengetahui prosesnya,? tutur Budi.
Tak mengherankan, pasiennya terus bertambah dan cabangnya tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. ?Sebagai perusahaan yang dibangun dari daerah, perkembangan Natasha termasuk bagus,? ia memuji. Menurut Budi, Natasha hadir pada saat yang tepat. Sebab, masyarakat sekarang makin peduli pada gaya dan penampilan. Tak hanya perempuan, kaum Adam pun memiliki perilaku yang sama, atau yang disebut metroseksual.
Dalam mengembangkan bisnis perawatan kecantikannya, Fredi berbagi tugas dengan sang istri. Fredi, dengan ilmu dan pengalamannya, mengurusi semua hal yang berkaitan dengan krim dan teknik perawatan, sedangkan Tantri menangani manajemen operasional Natasha Skin Care. Kombinasi keahlian dan kepiawaian suami-istri ini kemudian terbukti sangat efektif membawa Natasha menjadi tersohor, sekaligus memimpin pasar bisnis kecantikan di Yogya.
Sukses di Yogya tak membuat mereka puas. Natasha lalu membuka cabang pertama di Madiun. Natasha Skin Care Cabang Madiun ini bahkan lebih mentereng, lebih besar dan fasilitasnya lebih lengkap daripada induknya di Yogya. Di Madiun, tangan dingin Fredi-Tantri berhasil mengulang kesuksesan. Nama Natasha sebagai klinik perawatan kulit dan kecantikan semakin dikenal. Produk perawatannya semakin dicari orang. Keadaan yang menggembirakan ini membuka jalan lebih lebar lagi buat Fredi melebarkan sayapnya ke kota-kota lain. Begitulah, dalam usianya yang masih balita, Natasha Skin Care telah hadir di Ibu Kota, lalu Bandung, Surabaya, Solo dan Purwokerto. Tak berhenti sampai di situ. Natasha kemudian merambah Jember, Malang, Cirebon, Denpasar, Samarinda dan Balikpapan. Kota Semarang dimasuki Natasha Mei lalu.
Langkah Fredi membawa Natasha memasuki Kota Lumpia terbilang berani. Soalnya, di kota ini ia harus berhadapan langsung dengan dr. Mochammad Affandi, ahli dermatologi yang sudah tak asing lagi di industri kecantikan nasional. Nama dokter spesialis kulit itu sudah sedemikian tersohornya, sehingga banyak pengusaha jasa perawatan kecantikan yang harus berpikir dua kali untuk membuka pelayanan di Semarang. Toh, Fredi tak gentar. Baginya, membuka cabang di luar kota, bukan semata-mata karena ingin memperluas jaringan, tapi lebih karena melihat peluang. ?Kami tidak memasuki daerah yang kami tidak memiliki pelanggan di tempat itu,? katanya meyakinkan. Benar saja. Begitu cabang Semarang dibuka, pasien Natasha langsung antre.
Menurut Fredi, untuk membuka satu cabang klinik perawatan kulitnya dibutuhkan dana miliaran rupiah. Ia enggan menyebut angka pastinya. ?Memang besar investasi pembukaan cabang baru, karena Natasha selalu menggunakan tanah dan gedung sendiri. Ini penting buat keamanan bisnis ke depan,? jelas ayah dua anak itu datar. Selain itu, sejak 2002 Natasha menggunakan peralatan medis dan teknologi canggih, seperti laser dermatologi, yang harganya miliaran rupiah. Kini Natasha Skin Care antara lain mengoperasikan laser remodeling (untuk terapi kulit keriput dan bopeng) dan laser vaskular (untuk kelainan darah seperti teleangiektasi, hemagioma, port wein stain, spider agiona dan varises). Masih ada lagi, yakni laser pigmen (untuk menghilangkan flek, tahi lalat, tato dan sebagainya) dan laser pell buat kulit berminyak dan penuaan dini.
Kehadiran peralatan medis yang menggunakan teknologi mutakhir ini, Fredi mengungkapkan, tak bisa ditawar-tawar lagi. ?Alat-alat tersebut amat diperlukan, karena ada jenis kelainan kulit yang memang tidak bisa diatasi hanya dengan terapi facial atau menggunakan krim,? ia menerangkan. Untuk tanda lahir (toh/bulatan hitam di kulit), misalnya, hanya bisa diatasi dengan laser.
Menurut Fredi, semua investasi untuk membuka cabang dan peralatan canggih yang mahal-mahal itu didanainya sendiri. Ia tidak menggunakan jasa perbankan. ?Selama masih bisa ditanggung sendiri, kenapa harus pakai pinjaman bank?? jawab Fredi retoris ketika ditanyakan masalah itu.
Cara Natasha berekspansi dengan mengandalkan kantong sendiri itu, menurut Budi, menghambat perkembangan jaringan bisnisnya. ?Bagaimanapun, kemampuan finansial pemilik Nataha terbatas,? tuturnya. Ia berharap, Natasha bisa berkembang lebih cepat, misalnya dengan pola waralaba atau pinjaman bank. Tak ada salahnya memang menggunakan model pendanaan lain untuk memacu pertumbuhan. Yang penting, kualitas layanan yang menjadi kunci sukses Natasha tetap terjaga.

Bisnis Klinik Perawatan Kecantikan LBC dan NSC


London Beauty Center (LBC) Vs Natasha Skin Care (NSC) - Perang Saudara di Bisnis Klinik Perawatan Kecantikan.

Pasangan suami istri ini Anton Yuwono dan Watji Niwati (istri) mungkin tidak pernah menyangka usaha yang mereka jalani bakal menjelma menjadi sebuah bisnis berskala nasional dan cukup besar. Pasalnya, bisnis klinik kecantikan yang mereka jalankan saat ini awalnya iseng semata-mata. Karena melihat banyak perempuan berduit  melawat ke Singapura untuk  sekadar melakukan perawatan kulit dan wajah,  sang istri kemudian mencoba memasarkan sebuah krim perawatan kulit yang dikenal dengan merek Mezo Therapy. "Istri saya kebetulan juga sering ke Singapura untuk keperluan perawatan kulit," kata Anton yang  awalnya  membuka toko emas Obor di Yogyakarta.


"Krim tersebut awalnya dipasarkan dengan cara di titipkan kepada para relasi di Pasar Beringharjo," tempat mereka membuka toko emas dan para karyawati di Yogya dan sekitarnya. "Ternyata krim ini sangat diminati, karena banyak yang merasa cocok," ujar pria kelahiran 10 November 1950 ini. Dalam waktu yang terbilang singkat, Niwati berhasil menjual krim dalam jumlah lumayan besar.


Berbekal pengalaman, setahun kemudian pasangan suami-istri ini memberanikan diri lebih serius menekuni bisnis klinik kecantikan. Tepatnya pada 19 Juli 1998, berdirilah klinik perawatan kulit dengan bendera London Beauty Centre (LBC) di Yogya.


Di tengah krisis ekonomi yang mencekik, bisnis skin care yang dikelola Anton malah berkembang pesat. Jumlah pasiennya terus bertambah. Mereka membawa berbagai problem yang berhubungan dengan penampilan fisik, mulai dari masalah jerawat, bopeng, keriput hingga pelangsingan tubuh. Dan, karena pertumbuhan bisnis kecantikan yang sangat menjanjikan, ia dan istrinya rela melepaskan pengelolaan toko emas Obor kepada saudara-saudaranya yang lain. Mereka memilih konsentrasi untuk mengembangkan klinik kecantikan LBC.


Perkembangan pesat mulai dirasakan LBC setelah tahun 2001, yaitu dengan membuka cabang di empat kota sekaligus: Bandung, Jakarta, Solo dan Denpasar. Pendirian cabang dilakukan setiap tahun. Dan kini telah tersebar di 23 kota dengan 30 cabang. "Setiap ada tawaran buka cabang di suatu kota langsung kami respons, jika memungkinkan kami langsung bisa membukanya," kata Anton.


Namun  rupanya, sukses Anton  dan Niwati tidak bisa dinikmati terlalu lama.  Diam-diam 1999  telah muncul  klinik serupa, yakni  Natasha Skin Care (NSC) di Ponorogo, Jawa Timur. Pendirinya  adalah dr. Fredi Setyawan, ahli dermatologi, beserta istrinya Tantri Onni Bianti,   mantan  orang kepercayaan  Anton  yang juga  terbilang keluarga dekat karena Anton adalah paman dari istrinya Fredi.


Tak pelak,  keberadaan  NSC yang terus melakukan ekspansi ke Madiun, Surabaya, hingga Yogya  membuat Anton dengan LBC-nya murka.  Apalagi  ketika Fredi sengaja  memasuki 'daerah kekuasaan' LBC di Yogya  di lokasi tak jauh dari LBC berada. "Benar-benar seperti mengajak perang terbuka," ujar seorang sumber yang dekat dengan kedua belah pihak yang enggan disebutkan namanya. Bagaimana tidak,  hanya selang sebulan sejak LBC membuka lokasi baru di kawasan Kotabaru (Jl. Suroto 12),  NSC  pun meresmikan  kliniknya hanya  beberapa meter dari LBC, yakni di Jl.  Supadi,  Kotabaru, Yogya.


Keduanya  mengelak jika dikatakan bahwa persaingan mereka sudah  emosional dan  tidak sehat lagi. Menurut Fredi, dalam setiap membuka cabang dia tidak bermaksud menyaingi pihak mana pun. Yang dilakukannya semata-mata melihat peluang pasar. Bilamana di suatu tempat masih ada peluang pasar, maka dia akan membuka di tempat itu, tidak peduli apakah sudah ada kompetitor atau belum. "Kami tidak memiliki pesaing. Kami sudah jauh meninggalkan pemain bisnis kecantikan lainnya, termasuk yang lebih senior," kilah Fredi. Menurutnya,  sebagai pengusaha, ia harus siap bersaing dengan siapa pun. Bukan hanya dengan pengusaha dalam negeri, tapi juga pengusaha dari luar negeri. Karena itulah, ia melakukan segala upaya agar NSC bisa terus eksis.

Apa pun  alasan Fredi, Anton  merasa disaingi. "Lihat saja, saya buka di Kotabaru, dia ikut buka di tempat yang sama, jaraknya dekat sekali," ujar Anton dengan nada kecewa. Toh, ia mengaku berbesar hati. "Tidak  apa-apa, kami punya pasar sendiri-sendiri," sergahnya.

Kalau soal  kecewa  terhadap  Fredi,  itu  sudah  dirasakan sebelumnya. Fredi sempat dikursuskan di London Research Centre, lembaga kursus perawatan kulit ternama di Singapura. "Anton kecewa berat karena ternyata Fredi tidak loyal terhadap dirinya," ungkap sumber SWA seraya menambahkan bahwa hingga sekarang Anton memutuskan  komunikasi dengan  Fredi. "Ya, kami memang sudah tidak berkomunikasi lagi," Fredi membenarkan.


Putusnya komunikasi antara Fredi dan Anton pun membuat persaingan bisnis keduanya kian tajam. Fredi terus berupaya menambah jumlah cabangnya. Baginya, dengan membuka cabang sebanyak mungkin merupakan strategi untuk merebut pasar. Walau demikian, ia mengaku tidak memiliki target jumlah cabang yang harus dibuka setiap tahun. "Pokoknya, setiap tahun harus ada cabang baru. Tahun ini kami membuka 6 cabang," katanya.


Untuk pengembangan  cabang baru, Fredi mengaku tidak pernah bekerja sama dengan pihak lain. Bahkan meski banyak permintaan, ia tidak mau mengembangkan bisnisnya dengan cara waralaba. Semua cabang yang ada saat ini adalah miliknya sendiri, termasuk tanah dan gedung yang digunakannya. Ia juga melepaskan ketergantungan pada pihak perbankan. "Repot kalau harus melibatkan orang lain," tandasnya. Per September 2006, jumlah cabang NSC sudah mencapai 30 gerai yang tersebar di 21 kota.


Anton tak mau kalah. Baginya, membuka cabang bukan sekadar cara untuk memenangi persaingan, melainkan sebagai strategi pemasaran yang harus dijalani. "Pasien akan semakin mantap berobat ke tempat kami, kalau jumlah cabangnya banyak," tandas Anton.


Selain terus menambah jumlah cabang, strategi lain yang dijalankan Fredi adalah memberikan pelayanan yang standar di setiap cabang. Seluruhnya dibuat standar, mulai dari dokter, tempat, produk hingga pelayanan. "Kami jamin pasien yang berobat ke kantor pusat di Yogya, akan mendapatkan pelayanan yang sama di kantor cabang," tukas Fredi. Karena itu, untuk operasional NSC, Fredi mengaku mempersiapkan SDM secara khusus mulai dari dokter, beautician sampai petugas office boy sekalipun. "Kami mendidik SDM sendiri agar sesuai dengan standar yang telah kami tetapkan," katanya.  Sementara itu, untuk krim, NSC telah menggunakan produk sendiri dengan merek dr. Fredi Setyawan yang sudah memiliki hak paten, "Kami sudah memiliki pabrik sendiri untuk memproduksi krim," imbuh Fredi.


Satu lagi strategi untuk memenangi persaingan, yaitu penggunaan teknologi. Untuk menangani beberapa kasus kelainan kulit, NSC memang memanfaatkan teknologi laser. Dan pihaknya tidak segan-segan untuk selalu investasi bila ada produk laser baru yang canggih. "Semua itu demi kepuasan konsumen," kata bapak dua anak ini.


Berbeda dari NSC, LBC lebih memilih untuk menggunakan metode perawatan facial dan chemical peeling. Untuk krim kosmetik, LBC menggunakan produk yang diramu apoteker. Karena itulah, sebagian cabang LBC juga dilengkapi dengan fasilitas apotek. Namun sejak 2005, LBC sudah memiliki pabrik produksi kosmetik sendiri dengan merek LBC.


Selain metode tersebut, LBC juga menggunakan suatu alat bantu teknologi pengelupasan kulit Oxy Skin, yang hanya digunakan untuk pengelupasan kulit pada lapisan luarnya. Menurut Anton, sebenarnya ada alat yang efektif untuk menangani kasus seperti jerawat, yakni menggunakan teknologi laser. Namun, ia mengaku tidak mau menggunakannya dengan alasan memiliki efek samping yang merugikan pasien. "Dibandingkan dengan menggunakan Oxy Skin, laser memang lebih cepat memperlihatkan hasil, tapi dampaknya kurang baik untuk kesehatan," Anton menegaskan.


Menurut pengamat bisnis dari Centre for Business and Economic Studies  Yogya, Nur Feriyanto, persaingan antara LBC dan NSC memang menarik untuk diamati. Ia melihat masing-masing berusaha menjadi pemain nomor satu. Kendati demikian, menurutnya NSC boleh dibilang telah melaju jauh meninggalkan kompetitor yang lain. "NSC terlihat unggul bila dilihat dari penampilan gedungnya yang didesain sedemikian rupa untuk memberi keyamanan bagi pasiennya," ujar Nur yang juga pengelola Magister Manajemen Universitas Islam Indonesia.


Nur berpendapat, walau termasuk kategori perusahaan keluarga, NSC ditangani dengan manajemen yang modern. Hal ini terlihat dari penampilan setiap cabang yang diusahakan memiliki pelayanan standar, baik untuk gedung maupun peralatan yang digunakan. "Untuk  jasa kecantikan,  penampilan  semacam itu  cukup penting  dan menjadi pertimbangan tamu yang datang ke sana,"  tambahnya.



sumber : https://swa.co.id

Swiss Paris Lotion (Penghilang Kutil dan Tahi Lalat)

Produk unggulan penghilang kutil dan tahi lalat
KOMPOSISI ( per 1 gram larutan ) :
- Asam Salisilat 0,3 gram
- Phenol 0,03 gram

INDIKASI :
Untuk menghilangkan tahi lalat, kutil dan andeng-andeng

CARA PEMAKAIAN :
Kocok / aduk terlebih dahulu, lalu ambil tusuk gigi / cotton bud yang untuk bayi.
Pertama oleskan sebesar tahi lalat atau kutil yang akan dihilangkan, tunggu -+ 15 menit lalu dilap dengan kapas basah. Kedua oleskan lagi lalu biarkan saja tanpa dilap kembali dan segera oleskan salep "bioplacenton" untuk mencegah bekas luka yang timbul.

SARAN :
- gunakan swiss paris pada malam hari saat mau tidur, jadi keesokan harinya langsung mandi / kena air tidak masalah
- untuk tahi lalat / kutil yang agak besar, keesokan hari nya setelah mandi oleskan swiss nya kembali cukup 1x saja
- jika selama 10 hari tahi lalat / kutil belum lepas seluruhnya, boleh dioles kembali secukupnya seperti langkah awal

HIMBAUAN :
1. jangan sesekali mengoles pakai jari hingga mengenai kulit sekitar selain tahi lalat / kutil yang dituju, karena bisa membuat kulit sekitar ikut luka apalagi untuk yang memiliki kulit sensitif.
2. Siapkan obat anti infeksi (obat luka) Betadin atau obat luka bakar seperti Bioplacenton.
3. Ketika digunakan reaksi normal tahi lalat akan terlihat melebar / berdarah, itu berarti lotion sedang bekerja untuk mengelupas akar tahi lalat / kutil, jadi sebaiknya biarkan lotion bekerja tanpa diutak-atik dengan tangan.

DEPKES.RI No. CD 0301491998
POM No. CD 1002205168
Aman Tanpa Efek Samping